Rabu, 05 April 2017

Coba dilihat dulu ya...sarang burung walet

Ini baru salah satu tulisan yang diambil dari situs lain. Ijin share ya....

Untuk membudidaya sarang burung walet diperlukan beberapa langkah yang perlu dipenuhi, yaitu nah fokus artikel ini adalah pada Persyaratan lokasi/lingkungan.

Pemilihan lokasi kandang sangat menentukan dalam budidaya sarang burung walet :
Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat.Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai,rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepatB. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Suhu, Kelembaban dan Penerangan
Dalam budidaya sarang burung walet, diperlukannya keadaan gedung yang mirip seperti gua-gua alami seperti suhu, kelembaban dan penerangan berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %.
Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban:
a. Melapisi plafon dengan sekam setebal 20 cm
b. Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.
c. Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4 cm
d. Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.
e. Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong dari goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana gelap lebih disenangi walet.

2. Bentuk dan Konstruksi Gedung
Pada umumnya pembangunan sarang burung walet seperti bangunan gedung biasanya dengan ukuran besar, memiliki luas bervariasi dari 10×15 m2 sampai 10×20 m2. Perlu diperhatikan semakin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet. Satu lagi yang cukup penting rumah sarang burung walet tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi haruslah dihalaman terbuka.

Tembok terbuat dari dinding berplester campuran semen. Pada bagian dalam sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengilangkan bau pada semen dapat disiram air setiap hari.

Tempat melekatnya sarang-sarang burung walet pada kerangka atap dan sekat dibuat dari kayu kayu-kayu yang kuat, tua, tahan lama/awet, dan tidak mudah dimakan rengat. Untuk atap terbuat dari genting. Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar-putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang tempat keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm2 dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam

Semoga bisa dibaca dengan baik

Sabtu, 26 November 2016

Pagi di Papua

....kenali dan sayangi..

Pagi itu, pertengahan Oktober, kami menyusuri jalan di Daerah Klademak, Sorong.
Ujungnya adalah pasar kecil dan TPI (tempat pelelangan ikan).
Melihat kapal dan hasil tangkapannya akan menjadi pengalaman yang luar biasa untuk anak anak.

Bus Wisata Jakarta, a little city tour

Mengenalkan kota (sebagian) kota  Jakarta melalui tour singkat di Jakarta Pusat.
Sekaligus bisa menjadi ajang mengenalkan moda transportasi bus untuk anak anak.

Jadwalnya ada setiap hari. Sehingga bisa kita pilih waktu yang sesuai. GRATIS, itu jelas tertempel di kaca.

Banyak keluarga yang menggunakannya untuk keliling sekitaran Monas, Bundaran HI, hingga Masjid Istiqlal.

Sayang belum ada tour guidenya, walaupun kadang petugas (atau sopirnya ya) menyampaikan beberapa objek monumental yang dilaluinya.

Kesimpulannya : lumayan lo, dan harus dicoba, untuk kenal salah satu sisi ibukota.
Semoga hal ini bisa segera ditiru kota lain di Indonesia